Wednesday, September 24, 2008

Peran ATPM Dalam Kampanye Safety Riding

Suatu hari, saya berkendara ke arah Jakarta. Di ruas Cawang menuju Pancoran saya melihat motor terbaru Honda, CS1. Awalnya saya hanya iseng melihat knalpotnya yang mempunyai moncong kecil. Jelek sekali, pikir saya nakal. Tidak sesuai dengan bentuk depan dan bentuk keseluruhannya yang cukup gagah. Moncong ini mengingatkan saya kepada motor-motor skutik 2 tak produksi Taiwan dan moncong-moncong knalpot motor 2 tak, tapi dengan ukuran yang sangat imut. Saya tidak mau lebih jahat lagi dengan berpikir knalpotnya mirip tabung tuak aren diberi sebuah sedotan hehehe...
Tak lama, saya melihat ke pengendara yang membawanya. Saya agak kaget ketika melihat helm yang digunakan, TRX 2. Apakah ini helm standarnya? Tetapi jika tidak standar, mengapa repot-repot menukar helm standarnya yang asumsi saya lebih bagus dengan helm yang terlihat culun? Tidak perlu menyebut lagi TRX 2 ini helm murahan, karena faktanya memang begitu. Dengan membandingkan kinclongnya motor dan helmnya, terlihat kedodoran sekali. Motor ini setahu saya dibanderol dengan harga 16,9 juta. Sebuah harga yang mahal untuk ukuran sebuah sepeda motor.

2005 silam, saya membeli Honda Karisma. Helm standar yang diserahkan adalah TRX tipe dual. Bisa dibuat full face dan bisa dibuat half face. Kualitasnya kurang baik dan terendah dibandingkan helm standar yang diberikan pabrikan motor lain. Ukurannya terlalu besar -untungnya kepala saya cukup besar sehingga tidak terlalu longgar bagi sebagian besar orang. Ketika kepala digoyangkan, helm sering tertinggal alias tidak mau mengikuti arah kepala. Sebagai gambaran, di milist KHCC ernah kejadian seorang member menggunakan helm ini. Ketika akan berbelok, dia melakukan 'head check' yang apesnya, ketika dia menoleh ke kanan helmnya mengikuti gerakannya. Tetapi, ketika dia mengembalikan arah kepalanya, helmnya enggan untuk beranjak. Walhasil, pandangannya tertutup oleh helm dan menabrak trotoar serta nyaris jatuh. Ya, nyaris adalah sebuah kata yang pada momen itu sangat berharga.

Selain ukuran yang aneh, kualitas kacanya yang sangat cembung menyulitkan pandangan. Objek di depan mata menjadi berubah karena kecembungan kaca yang dimiliki dan bayangan yang dihasilkan mengganggu pandangan. Praktis, selama mengumpulkan uang untuk membeli helm lain, saya selalu membuka kaca helm dan melindungi mata dengan menggunakan kaca mata. Tidak cukup sampai di sini. Setelah beberapa saat, lapisan gabus dan busa yang ada di dalam mulai bergeser karena kualitas pengeleman yang kurang baik. Hal ini juga terjadi dengan lapisan kulit sintetiknya yang pelan-pelan mulai mengelupas. Jika anda sering menyaksikan seri The Simpsons tidak ada kata lain yang lebih tepat untuk mengungkapkannya selain "D'oh!"

Mulai tahun 2006 jika saya tidak salah ingat, helm ini digantikan versi baru. TRX 2 labelnya. Setelah mungkin dikomplain akan ukurannya yang terlalu besar, ukuran kemudian dipangkas. Tetapi sayang memangkasnya nggak kira-kira. Disamakan dengan memangkas rumput tinggi dihalaman. Saking kecilnya hingga terlihat lucu -saya pribadi menyebutnya kecambah. Sedemikian kecilnya, saya kerap menemukan dagu tidak tertutupi oleh bagian bawah helm ini. Kualitasnya bahkan lebih buruk daripada helm TRX versi awal.

Membuat helm yang memuaskan bagi semua orang memang tidak mungkin. Tetapi, membuat sebuah helm yang cukup baik dan muat untuk sebagian besar orang tentu saja masih mungkin. ATPM sering terdengar menjadi sponsor resmi gelaran bertajuk Safety Riding. Dan tidak ada cara yang lebih baik selain menanamkan sejak dini terhadap pembeli mengenai kesadaran berkendara. Memberikan sebuah helm yang mempunyai kualitas baik adalah sebuah penghargaan terhadap upaya masyarakat meningkatkan kesadaran berkendara dan bukti nyata ATPM mendukungnya. Apakah anda setuju dengan kalimat ini? Jika setuju dan anda menyukai tulisan ini, berikan dua jempol untuk tulisan ini. Berikan satu jempol jika anda suka tetapi masih kurang puas. Dan caci maki saya jika anda kecewa setelah membaca tulisan ini. Hey, I'm kidding boys!

Note: muncul perdana 02 Juni 2008 di www.jalanraya.net

1 comment:

Unknown said...

Nice articles, suhu ! Your kungfu is very good .....

Komentar saya masih sama :

nggak semua orang butuh safetyriding-isme yang terlalu di awang-awang dan cenderung omong kosong. sebuah helm yang berkualitas lebih baik, merupakan BUKTI NYATA kasih sayang (ceile) dan komitmen ATPM dalam mewujudkan kampanye safety riding.