Tuesday, October 7, 2008

Posisi Tangan Ketika Berkendara vs Safety Riding

Seperti biasa, tadi pagi saya melintas di daerah Pekayon. Selepas melewati pasar, sebuah motor Jupiter Z berwarna merah melintas. Motornya biasa saja lengkap dengan spion, tapi mika lampu rem yang digunakan bening. Pengendaranya wanita, berjilbab, sepatu hak runcing agak tinggi (kalo di kantor saya biasa disebut sepatu jarum neraka), mengenakan helm cetok bervisor. Well, lupakan mika lampu rem bening dan helm-nya, yang akan saya bahas bukan itu.

Yang tidak lazim dari pengendara itu ada posisi tangannya ketika berkendara. Lazimnya pengendara motor akan menumpangkan telapak tangan di atas setang dan menggenggam setang dari bagian atas. Tetapi yang dilakukan pengendara ini terbalik, kedua tangannya menggenggam setang dari bagian bawah. Wow, ini adalah untuk kedua kalinya saya melihat orang berkendara seperti ini, kebetulan dua2nya wanita.

Motor ini akhirnya saya buntuti. Satu kali, pengendara ini membetulkan posisi spion, hm berarti dia sebetulnya aware dengan fungsi spion. Ketika menguntit, dalam hati saya bertaruh dua hal: si bikerwati tidak akan pernah menyalakan lampu sign dan tidak akan pernah mengerem dengan rem depan karena posisinya tangannya yang kurang memungkinkan hal tersebut. Untuk satu hal saya benar, dia hanya mengerem dengan menggunakan rem belakang. Tapi, taruhan pertama saya kalah. Entah bagaimana caranya (sepertinya dia melepas tangan kiri terlebih dahulu), tiba2 lampu sign kirinya berkedip sebelum memasuki daerah kemang pratama.

Wew, saya jadi bingung. Lupakan dulu tentang mika lampu rem bening dan helm cetoknya, mungkin ini adalah kekurangtahuan biker mengenai dua hal tersebut. Satu hal, dia aware dengan fungsi spion dan lampu sign. Tetapi mengapa dia memilih nyetang dengan cara yang menyusahkan (kalo tidak bisa dianggap tidak aman)? Secara kasat mata saja bisa ditebak beberapa kesulitan yang dihadapi dengan cara nyetang seperti tadi. Pertama tentu saja tidak bisa menggunakan rem depan yang efektifitas pengeremannya tidak diragukan lagi. Kedua tidak bisa menggunakan klakson dan lampu sign, kecuali mengubah posisi tangan. Klakson penting untuk memberitahukan keberadaan kendaraan kita saat kondisi tertentu. Yang ketiga adalah resiko lepasnya setang ketika terbentur sesuatu karena tidak tergenggam dengan baik.

Any komen ?

Tulisan ini dimuat di website jalanraya.net tanggal 13 Juni 2008.